Arsip untuk Desember, 2008

evaluasi akhir tahun 2008…

Posted: 31 Desember 2008 in Uncategorized

Dak terasa ya… Tahun 2008 sudah akan berakhir dan kita akan segera memasuki tahun 2009. Padahal, rasanya, baru kemarin saya membuat tulisan tentang keinginan di tahun 2008. Dan, saya rasa, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasinya.

(lebih…)

InWEnt (1)

Posted: 11 Desember 2008 in cerita, jerman, pendidikan, serius

InWEnt — Internationale Weiterbildung und Entwicklung gGmbH — adalah nama organisasi yang menyelenggarakan dan mendanai pelatihan yang saya ikuti saat ini. Sesuai dengan namanya, InWEnt adalah sebuah organisasi non-profit Internasional yang bergerak dalam bidang pengembangan SDM, training tingkat lanjut, dan dialog. Organisasi ini disponsori oleh Pemerintah Federal Jerman, Sektor Bisnis Jerman, dan Pemerintah Negara Bagian (Länder) Jerman.

Situs resmi InWEnt menjelaskan banyak hal tentang organisasi itu sendiri. Ada versi Bahasa Inggrisnya kok… Dan, saya rasa, sudah cukup lengkap. Nanti saja, kalau ada program baru dari InWEnt, saya tuliskan di sini. Sekarang, saya tak cerita tentang pengalaman saya bersama InWEnt…

(lebih…)

Lies…

Posted: 11 Desember 2008 in cerita, masa depan, serius

Ada beberapa orang yang menanyai setengah menginterogasi saya tentang Lies… Mereka menuntut penjelasan dari saya. Namun, waktu itu, saya tidak dapat langsung memenuhi permintaan mereka. Saya harus meminta persetujuan Lies terlebih dahulu.

Nah, saya sudah menyampaikan hal ini kepada yang bersangkutan, dan Lies setuju untuk ditampilkan profilnya di blog ini.

(lebih…)

Eine Reise am Wochenende…

Posted: 5 Desember 2008 in hobby, iseng, jalan-jalan, jerman

Judul di atas itu, kalau diterjemahkan secara bebas, artinya adalah Perjalanan Di Akhir Pekan.

Di Jerman sini, serba mahal. Yang namanya tiket S-Bahn (kereta trem) itu bisa sampai 2,10 Euro sekali jalan. Kalau di-rupiah-kan, jadi lebih dari 30 ribu tuh… (dengan kurs 1 Euro = 15.000). Bandingkan dengan busway yang sekali naik cukup bayar 3.500 (?). Jauh banget kan, bedanya? Itu pun, kalau ganti kereta ya harus membayar lagi… Pokoknya, mahal deh… 😦

Karena itu, orang-orang Jerman sendiri jarang banget jalan-jalan. Tapi, sekalinya jalan-jalan, langsung ke luar negeri :mrgreen:

Kami, para penerima beasiswa, juga terkena imbasnya. Kami jadi susah kalau mau jalan-jalan ke kota lain (selain ekskursi yang diprogramkan oleh InWEnt). Bisanya hanya di akhir pekan, karena setiap akhir pekan ada penawaran istimewa dari Perusahaan Kereta. Schönes Wochenende Ticket.

Dengan satu tiket seharga 35 Euro, 1-5 orang dapat bepergian kemana saja di seluruh Jerman pada akhir pekan. Dengan catatan, hanya dapat menumpang kereta tipe RB, RE, S-Bahn, dan Bus saja. Itupun di kelas 2. Tidak boleh di kelas 1. Apalagi ICE (kereta peluru), IC (kelasnya sedikit lebih rendah daripada ICE), dan EC… sangat dilarang keras… verboten!

Das ist OK… Bagi kami yang dananya terbatas. Lagipula, dengan perjuangan keras, sebuah perjalanan akan terasa lebih berarti kan? 😀

Nah, begitulah… Hari Sabtu kemarin, 29 Nopember 2008, saya bersama 6 orang kawan lain (total 7 orang) melakukan perjalanan nekat menuju München dengan memanfaatkan Schönes Wochenende Ticket. Saya katakan nekat, karena awalnya kami hanya berencana untuk kembali ke Heidelberg. Tapi kemudian, tiba-tiba muncullah ide itu. Yang disetujui oleh semua. Walaupun ada juga yang sedikit menggerutu dan mengeluh… 😛

starting the journey

starting the journey

Jam 10 pagi kami berangkat dari Mannheim Hauptbahnhof. Tapi tidak langsung ke München. Tidak ada kereta RE atau RB yang langsung jalan ke München dari Mannheim. Kami harus pergi ke Bad Friedrichhalls dulu, kemudian ganti kereta ke Wurzburg. Di Wurzburg, ganti kereta lagi ke Nürnberg. Dari Nürnberg, barulah kami bisa menuju München. Maklum, kereta ekonomi 😀

Karena harus beberapa kali ganti kereta itu, kami baru sampai di München saat matahari sudah menghilang di balik cakrawala dan lampu kota mulai dinyalakan. Jam 16.58 (musim dingin, siang hari lebih pendek dari malam hari 😀 )…

Yang pertama kali dilakukan, sudah pasti… Mencari tempat makan dan toilet 😆 Setelah itu, merencanakan perjalanan pulang di mesin penjual tiket terdekat. Lalu, barulah dapat menikmati suasana München di malam hari.

Orang-orang Jerman bagian selatan ternyata lebih ramah daripada yang tinggal di bagian utara. Beberapa orang yang kami temui dan tanyai (tentang arah), menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan ramah dan memberikan petunjuk yang jelas. Bahkan, saat kami kesasar, seorang Ibu tua membantu kami tanpa dimintai bantuan. Waktu itu, kami kesasar ke Pasing Marienplatz (namanya mirip dengan Marienplatz, pusat kota München). Ibu itu menyapa kami yang sedang kebingungan dengan Bahasa Inggris yang fasih… “Excuse me, can I help you?” begitu katanya. Alhamdulillah… Orang baik itu ada di mana-mana… 🙂

di depan Rathaus

di depan Rathaus

Tapi di München itu, kami hanya dapat berkunjung ke Marienplatz yang penuh orang karena sedang ada Jahrmarkt (pasar tahunan menyambut Natal). Waktu yang sedikit itu langsung kami manfaatkan untuk foto-foto di sekitar Rathaus.

Rame banget euy...

Rame banget euy...

Belum puas foto-foto, kami harus kembali ke Hauptbahnhof, karena kereta yang akan membawa kami ke Memmingen akan segera berangkat. Kami harus lari-lari di stasiun seperti di pilem-pilem roman jaman dahulu kala… 

Saya dan Pak Ari

Saya dan Pak Ari

Dari Memmingen, kami ganti kereta ke Stuttgart. Sepanjang perjalanan, salju tebal menghiasi pemandangan di luar kereta. Di daerah selatan, saljunya lebih banyak daripada daerah tengah tempat saya berada sekarang (di Mannheim, salju hanya datang selama 2 hari T__T ).

Di Stuttgart, kami beli makan lagi (hawa dingin membuat perut cepat terasa lapar 😀 ). Kemudian lari lagi mengejar kereta yang menuju Karlsruhe… Begitu sampai di dalam, langsung naik ke lantai 2, dan menemukan tempat kosong yang pas. Kami langsung duduk di situ. Eh, kok ndilalah ternyata di dekat kami itu juga duduk rombongan suporter sepakbola dari Karlsruhe yang sedang mabuk  (perjalanan jadi tidak nyaman karena para suporter itu terus teriak-teriak dan nyanyi-nyanyi dak karuan). Untung saja, mereka turun di stasiun berikutnya. Alhamdulillah…

Kami turun di Karlsruhe-Durlach. Di sini, kami harus menunggu kereta yang menuju ke Heidelberg selama 2 jam lebih… Dingiiiin banget (termometer menunjukkan -2 derajat Celcius), sementara kami hanya memakai jaket dan sepatu yang seadanya saja. Jadi deh… Ngelakuin hal-hal aneh di stasiun yang, untungnya, sepi itu. Mulai dari yang Poco-poco, sampai merencanakan perjalanan ke Roma, Italia. Pokoknya, asal gerak! 😀

Kedinginan tapi tetep narsis

Kedinginan tapi tetep narsis

Di stasiun itu, kami juga memperbarui tiket kami karena Schönes Wochenende Ticket hanya berlaku sampai jam 03.00 dini hari. Sementara, kereta yang ke Heidelberg baru datang jam 03.37… Jadilah kami membeli 2 set tiket baru. Setelah mendapatkan tiket baru itu, sempat terlintas ide untuk tidak langsung pulang ke Mannheim pagi itu, tapi jalan-jalan dulu ke Mainz. Tapi, rencana itu dibatalkan setelah melihat termometer dan membayangkan kehangatan kamar 

Jam 03.37, kereta yang menuju Heidelberg datang. Kami langsung melompat masuk kereta yang kosong itu. Rencana tidur di kereta tidak dapat dilakukan karena takut kebablasan…

Turun di Heidelberg, kami pindah ke Bus yang membawa kami langsung menuju Mannheim Hauptbahnhof. Di situ temperatur sudah lumayan lebih baik (pas 0 derajat 😀 ). Dari Hauptbahnhof kami naik S-Bahn nomor 3 dan turun di halte dekat asrama InWEnt.

Herr Schaala (resepsionis) terlihat sedikit kaget saat melihat kami yang pulang dengan muka kusut dan lelah namun puas itu. Ugh… hangat banget… Alhamdulillah…

Kami memutuskan tidak langsung tidur, tapi masak mi rebus dulu (untuk sarapan dan menghangatkan badan) kemudian makan bersama.

Setelah Subuh (06.10), saya memasang tanda do not disturb di pintu kamar, dan langsung berangkat lagi ke Malang, menjemput Lies untuk pergi bareng ke Situbondo 😀