SHST-Fokus pada solusi, bagian 2

Posted: 8 Oktober 2021 in cerita, iseng, pendidikan, renungan, satu hari satu tulisan
Tag:, ,

Sebelumnya, saya telah menuliskan bahwa ada orang/organisasi yang cenderung mencari tahu akar dari permasalahan yang mereka hadapi terlebih dahulu sebelum mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Hal ini tidaklah salah, karena di banyak hal lain hal ini pun banyak diterapkan. Sebagai contoh, di dunia medis.. Para dokter harus mencari tahu terlebih dahulu penyakit utama yang diderita oleh pasiennya, kemudian menentukan jenis perawatan yang diharapkan dapat menyembuhkan sang pasien. Dengan menggunakan metode ini, maka solusi yang didapat insya Allah akan sangat berguna karena sifatnya yang fundamental tersebut.

Akan tetapi, pada beberapa situasi, teknik pemecahan masalah tersebut akan terasa sangat lambat, dan tidak dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi (karena terlambat). Sebagai contoh, seperti apa yang baru saja saya dan rekan-rekan di SMKN 1 Panji alami pada tanggal 7 Oktober yang baru lalu. Ada Kunjungan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur ke Situbondo untuk menghadiri 2 acara. Satu acara di pagi hari bertempat di SMAN 1 Panji dan acara kedua agak siang sedikit di SMKN 1 Panji. Berdekatan, dan panitianya pun dari 1 organisasi yang sama. Kebetulan di acara ini, saya diminta untuk menyiapkan embrio podcast kami yang nantinya akan diresmikan oleh Bapak Kadis. Persiapan sudah dibuat, skenario telah disusun, plan A dan plan B juga sudah disediakan.

Akan tetapi, semua berubah ketika Negara Api menyerang tiba-tiba ada telepon yang menyatakan bahwa Pak Kadis tidak dapat berlama-lama di Situbondo karena harus segera bertolak ke Surabaya, untuk menghadiri rapat di sana bersama Gubernur Jawa Timur. Panik, tentu saja… Karena ini berarti banyak yang telah kami persiapkan tidak dapat dilaksanakan. Plan A dan B tidak berjalan sehingga akhirnya diputuskan untuk menjalankan Plan Z. Semua acara dimampatkan. Podcast yang sudah saya siapkan bersama Tim 8 (siswa kelas XII MM yang membantu saya dalam menyiapkan podcast dan stand pameran Multimedia Broadcast di Festival Karya Siswa) terancam dibatalkan karena tempatnya jauh dari acara resmi.

Fokus pada solusi“, begitu Ibu Kepala Sekolah kami berulang kali mengingatkan pada rapat koordinasi di pagi hari setelah datangnya kabar yang mengejutkan itu. Ini dimaksudkan agar kami tidak terjebak dalam keputusasaan dan kepanikan. Saya pikir, apa yang dikatakan Kepala Sekolah itu benar adanya. Karena root dari permasalahan ini sudah begitu jelas. Pak Kadis dipanggil oleh Ibu Gubernur. Titik. Itu saja alasannya. Namun, apakah bisa memperbaiki akar permasalahan ini? Siapa yang berani menegur Ibu Gubernur? Ijin supaya Pak Kadis tidak perlu hadir di rapat dadakan di Kantor Gubernur itu? Tidak ada, saya rasa. Karena itu, kami pun berusaha lebih fokus pada solusi untuk mengatasi potensi masalah yang akan muncul. Termasuk saya.

Akhirnya, diputuskan bahwa podcast kami akan dilaksanakan di depan pintu masuk Aula lokasi acara. Saya dan Tim 8 pun nge-set alat-alat kami di sana. Lighting, kamera, pengkabelan.. Selagi Tim 8 menyiapkan alat-alat, saya pun menjenguk kesiapan stand pameran MMBs di lapangan upacara (tempat festival). Membantu menata barang-barang yang akan dipamerkan, menyiapkan dekorasi yang belum terpasang, meletakkan alat-alat yang dipajang, dll. Setelah stand MMBs siap, saya pun balik ke lokasi podcast. Sudah siap, tinggal menunggu Pak Kadis datang.

Saat Pak Kadis datang, acara dimulai, tiba-tiba kami diberi tahu bahwa mungkin Pak Kadis tidak akan sempat untuk podcast bersama kami. Karena sudah mepet dan lokasinya agak jauh dari tempat festival. “Bagaimana kalau di lobi saja? Jadi menunggu Pak Kadis sebelum naik ke mobil untuk perjalanan balik ke Surabaya…” katanya. Nah, pada poin ini, kalau masih harus mencari akar permasalahannya, maka tidak akan nutut yang namanya waktu. Jadi, fokus pada solusi… Kami (saya dan Tim 8) langsung gerak cepat membongkar alat-alat dan menggotongnya ke lobi sekolah. Langsung di-set di lokasi itu. Tidak lama, Pak Kadis datang (jadi, kemarin itu semua memang kelihatan terburu-buru) dan langsung dicegat untuk podcast selama kurang lebih 3 menit. Setelah podcast, foto-foto bersama, kemudian beliau langsung naik mobil dan berangkat ke Surabaya bersama rombongan.

Nah, di sini lah efek dari biasa fokus pada solusi jadi terasa banget. Kalau tidak terbiasa, ya, pasti lah acara batal dan semua yang sudah disiapkan sejak beberapa hari sebelumnya akan sia-sia. Namun, karena sudah terbiasa, ya Alhamdulillah semua tetap bisa berjalan walaupun ‘sedikit’ melenceng di masalah timing. Efek lain dari fokus pada solusi ini adalah menghindari konflik/gontok gontokan antar-personil karena semua sibuk mencari solusi yang tepat sesegera mungkin.

Berfoto bersama Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur

Nah, itu lah.. Jadi, intinya, dari 2 tulisan ini dan kemarin, saya cuma mau bilang kalau Pak Kadis Pendidikan Propinsi Jawa Timur itu datang ke sekolah saya, SMKN 1 Panji Situbondo 😀

Tinggalkan komentar