Hilangnya Sepatu di Mushola itu…

Posted: 29 Juni 2007 in Uncategorized

Nak, kalau pergi ke masjid atau mushola, tinggalkan yang jelek dan bawa pulang yang baik…

Pernah dapat nasihat seperti itu? Guru ngaji dan guru agama saya dulu sering banget mengulang nasehat tersebut. Apa yang salah dari nasehat itu? Ndak ada, sih… Sampai kemudian ada yang menyalahartikan makna yang tersirat di dalamnya 😦 .

Di kampus saya, ada sebuah mushola. Lumayan luas, sehingga bisa dipakai berjamaah sampai 5 shaf, walaupun baunya agak… Gimanaa gitu 😦 . Mushola ini juga terletak di lokasi yang dapat dikatakan bagus. Mudah diakses, dan dekat dengan kran air siap minum. Tempat wudhu-nya juga representatif lah…

Nah, beberapa hari yang lalu… Saya mendapat kesempatan untuk menemui fenomena penyalahartian nasehat di awal posting itu. Waktu itu lumayan banyak orang yang berjamaah. Semuanya berjalan seperti biasa, normal, tidak ada yang aneh… Waktu sholat pun begitu, biasa saja. Nah, pas waktu selesai sholat itu… Barulah ada masalah.

Sepatu saya, yang berwarna putih dan merupakan salah satu barang pertama yang dibeli menggunakan gaji saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan sudah menemani saya selama hampir 2 tahun itu… Tidak berada di tempatnya lagi. Hilang lenyap, bersama kaos kaki yang saya beli di Gasibu seharga 10 ribu untuk 3 potongnya 😦 . Keanehan berlanjut.. di anak tangga dekat mushola, ada sepasang sepatu yang walaupun sudah tua, namun kelihatan kalau dibuat dari bahan kulit yang baik (kekurangannya hanyalah, sepatu itu sudah tua… itu saja) lengkap dengan kaos kaki yang kelihatan kalau harganya lebih mahal dari kaos kaki saya.

Semua orang menyarankan agar saya memakai sepatu itu untuk sementara, sampai mendapatkan sepatu baru. Terpaksa deh, saya memakainya… untuk pulang, walaupun hati ini mengatakan ‘tidak’. Entah ada hubungannya dengan peristiwa ini atau tidak, malam harinya saya demam disertai batuk dan pusing plus sakit perut. Makanya selama beberapa hari ini saya ndak nge-blog.

Hari ini, saya sudah agak baikan… Sudah beli sepatu baru di pasar kaget depan ITB setiap hari Jumat, dan sekarang saya akan kembalikan sepatu tua beserta kaos kakinya itu ke tangga depan mushola. Sepatu itu bukan milik saya, jadi saya ndak berhak menyimpannya. Iya ‘kan?

Oh iya… sekedar peringatan. Kalau ke kampus saya, dan kebetulan sholat di mushola itu, harap berhati-hati. Kejadian ini bukan yang pertama. Salah satu teman saya (Yuri, namanya) kehilangan laptopnya dan teman yang lainnya lagi (Hendri, namanya) kehilangan sepatunya juga (hanya saja, dia tidak seberuntung saya yang mendapat ‘pinjaman’ sepatu) di mushola yang sama…

Saya jadi kepikiran… Oke, mungkin orang itu sekadar melaksanakan nasehat dari orang-orang bijak (tinggalkan yang jelek, bawa yang baik)… Tapi, apa dia ndak mikir ya? Apa yang telah dia lakukan akan membuat orang jadi males datang ke mushola itu. Kalaupun datang, orang akan meninggalkan sholat berjamaah karena harus bergiliran menjaga barang-barang. Plus, sholat juga ndak bakalan khusuk karena khawatir barangnya hilang. Selain itu, apa orang itu ndak takut kalau pas suatu saat nanti dia apes kemudian tertangkap basah dan kemudian dihajar rame-rame ya? Teman saya, Yuri sudah mengembangkan teknik pukulan baru yang akan digunakan jika dia berhasil menemui orang yang sudah mengusik ketenangan umum itu. Yah, moga saja waktu jurus itu dilepas ndak sampai menimbulkan efek yang berlebihan (samudera mengering, langit runtuh, bumi terbelah… 🙂 ).

Yah, semoga kejadian ini adalah yang terakhir di mushola itu… Amin.

Komentar
  1. Master Li berkata:

    Ahahahaaaa…. ^^;

    Tempat ibadah yang harusnya tempat suci jadi sarang maling yo… Dunia memang udah aneh @_@

  2. suandana berkata:

    Yah, katanya Bang Emha Ainun Najib, “Jaman Wis Akhir” 😦

  3. d' berkata:

    lucunya, di musholla ada tempelan aneh. isinya kurang lebih ngasi tau klo di masjid g’bagus nyari barang ilang…

  4. jejakpena berkata:

    Memprihatinkan… 😦

  5. suandana berkata:

    # Mbak d’
    Iya… Lucu, ‘kan? Padahal sudah ada tempelan kayak gitu, masih banyak yang kehilangan barang di sana

    # Mbak Jejak
    Memprihatinkan dan mengenaskan… 😦

  6. -tikabanget- berkata:

    lha kalo ninggal yang jelek.. masi ada yang ditinggal.. kalo bawa pulang yang bagus tapi ndak ninggal apa-apa..

  7. mathematicse berkata:

    🙂

    Iya yah kenapa klo di kota-kota besar (misal Bandung), masjid atau mushola itu seringnya ga aman yah…? Bahkan di masjid/mushola kampus… ga aman banget…

    Dulu, saya dan kawan-kawan kuliah saya, klo mau sholat sering gantian nungguin barang-barang(sepatu, tas, dll), biar ga kecolongan….

  8. 9racehime berkata:

    pathetic,,,,,*menghela nafas berat*
    lha kapan org2 bisa nyaman dan mau pergi ke masjid..kalo ancamannya begini ini?

  9. suandana berkata:

    # Mbak Tika
    Iya, Mbak… Makanya saya bersyukur banget masih dipinjami sepatu tua itu. Alhamdulillah…

    # Mas Al
    Hmm… Sepertinya saya dan teman-teman harus menerapkan sistem seperti itu, Mas. Terima kasih atas idenya nih…

    # Mbak Hime
    Yah, begitu lah…
    *menghela nafas berat juga*
    *beratnya dobel, karena mengalami langsung*
    😀

  10. the23wind berkata:

    hi…hi…ikhlas…ikhlas…emang nasibnya waktu itu gi apes…en emeng udah rezekinya si pencuri…he..he..

  11. suandana berkata:

    Iya kok, sudah di-ikhlas-kan… Mau bagaimana lagi? Makasih ya…
    😀

  12. longa berkata:

    Why users still use to read news papers
    when in this technological world the whole thing is
    available on net?

  13. Gladis berkata:

    I pay a quick visit day-to-day some web pages and blogs to read articles or reviews, but this webpage provides feature based content. http://Www.Burfamily.com/

Tinggalkan komentar