Arsip untuk September, 2022

Memahami dan menerapkan sesuatu yang baik adalah sesuatu yang sangat baik dan penting untuk dilakukan oleh seorang Guru. Seorang Guru Penggerak, diharapkan untuk dapat berbuat lebih dari itu, dengan menularkan/mengimbaskan/mendiseminasikan pemahaman akan berbagai konsep/ide/filosofi tentang pendidikan yang dikuasainya. Karena itu, salah satu penugasan yang harus dijalani oleh seorang Guru Penggerak di Modul 1.4 ini adalah harus mengimbaskan pemahamannya tentang berbagai budaya positif yang dapat diterapkan di sekolah.

Proses berbagi yang saya lakukan

Untuk memenuhi tugas tersebut, saya kemudian mengajak adik saya, yang sama-sama bertugas di SMK Negeri 1 Panji Situbondo (saya mengajar produktif broadcast dan perfilman, adik saya itu mengajar olah raga), untuk melakukan pengimbasan berbarengan. Jadi, nanti kami menjelaskannya bergantian. Kolaborasi, istilah kerennya.

Untuk konsep acara, karena kebetulan kami sama-sama tidak terlalu suka dengan acara yang formal banget, akhirnya kami merancang acara pengimbasan dalam bentuk ngobrol santai, lesehan di lab, dan dilaksanakan sore hari, selepas jam sekolah berakhir. Tidak lama, sekitar 1 jam saja. Ditemani snack dan minuman (alhamdulillah, teman-teman pada milih air putih :mrgreen: ).

Acara diawali dengan penjelasan dulu… kemudian dilanjutkan dengan nonton bareng simulasi restitusi terhadap 2 kasus berbeda. Oh ya, kami memilih fokus pada penjelasan tentang restitusi, karena berdasarkan ilmu yang kami peroleh dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 yang kami ikuti, restitusi adalah respon terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang guru saat menghadapi siswa yang melakukan kesalahan. Dan, saat ini marak sekali kasus dimana guru lepas kontrol saat menangani kesalahan siswa, sehingga akhirnya juga ikut melakukan kesalahan dengan memberikan hukuman yang berlebihan.

Respon dari teman-teman yang mengikuti diskusi santai sore itu beragam. Ada yang optimis, dan ada yang pesimis dengan restitusi. Terlihat dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan. Memang, ada kecenderungan bahwa banyak guru merasa bahwa Hukuman adalah respon guru yang paling cepat memberikan hasil dalam memperbaiki perilaku siswa. Yah, semua memang butuh proses. Tidak mungkin hanya dengan 1 kali diskusi seperti yang kami lakukan dan semua akan langsung berubah. Karena itu, saya dan adik saya berencana untuk melanjutkan program kami untuk dijadikan agenda rutin mingguan/bulanan. Semoga dengan pelaksanaan yang rutin, kami dapat mengimbaskan ilmu yang kami peroleh dari Pendidikan Guru Penggerak dan teman-teman yang awalnya pesimis nantinya berubah menjadi optimis. Aamiin. Semangat!!