Archive for the ‘iseng’ Category

Suki dakara, dinyanyikan oleh Yuika, premiered on Jun 27, 2021

Kakkoiikara sukina n janai.                                       Aku menyukaimu bukan karena kau keren
Sukidakara kakkoii ndayo. Kau keren karena aku menyukaimu
Dare ka ni baka ni sarete mo nantomo nai Tidak masalah jika orang lain mengejekmu
Datte watashi no "hiiroo". Bagaimanapun, kau adalah "pahlawan" ku
Itsumo "nemui" tte iu kuse ni, Seperti ketika kau mengatakan "ngantuk"
Jugyou wa okiteiruto koto ka. Namun, kau selalu terjaga dalam kelas
Minna no mae de wa kuurunanoni, Kau bertingkah keren di depan orang lain
Inu no mae de wa na to koto ka. Tapi, malu-malu di depan seekor anjing
Aa, hontouni aishite yamanai anata no koto. Ah, aku benar-benar mencintaimu
Watashi dake no "Hiiroo" ni natteyo. Tolong, jadilah "pahlawan" hanya untukku
LINE datte shiteitaishi,                                                Aku ingin mengirim pesan di LINE,
Issho ni kaet tari shitaiyo. Aku ingin berjalan pulang bersama
Houkago bukatsu ni iku anata ni Saat kau pergi ke klub sepulang sekolah
"Matane" tte hitorigoto. "Sampai jumpa," kataku pada diriku sendiri
Yasumi no hi datte aitaishi, Aku ingin melihatmu di akhir pekan
Neochi denwa mo shitemitaikedo, Dan tertidur di saat menelponmu
Sonna yuuki wa chittomo nakute, Tapi, aku tidak punya keberanian,
Akirerunaa. aku sangat membenci ini
Furimuite hoshikute,                                                   Aku ingin kau berbalik dan melihatku,
Ishiki shite hoshikute, Aku ingin kamu memikirkanku,
Kousui o tsukete Ketika memakai parfum,
Futouri de musete. Dan tersedak aromanya
Anata ga hoshikute, Aku sangat menginginkanmu,
Anata no mono ni naritakute, Aku ingin menjadi milikmu,
"Ashita koso wa" tte "Besok adalah waktunya"
Beddo no ue de shimyureeshon Dalam anganku di tempat tidurku
Anata o kangaenagara Sambil memikirkanmu
Mata ashita. Sampai jumpa besok.
Kawaiikara sukina n janai.                                          Aku menyukaimu bukan karena kau imut
Sukidakara kawaii ndayo. Kamu imut karena aku menyukaimu
Dare ka ni baka ni sarete mo nantomo nai Tidak masalah jika orang lain mengejekmu
Datte boku no "hiroin". Bagaimanapun, kau adalah "pahlawan" ku
"Kyou koso okiru!" tte iu kuse ni, Seperti ketika kau bilang akan terjaga hari ini
Kekkyoku jugyou de neruto koto ka. Namun, kau langsung tertidur di kelas
Minna no mae de wa o ten bananoni, Bagaimana kau begitu tomboi di depan semua orang
Angai namida moroito koto ka. Namun, ternyata sangat mudah untuk menangis
Aa, hontouni aishite yamanai kimi no koto. Ah, kaulah yang sangat kucintai
Boku dake no "hiroin" ni naranai kana Akankah kau menjadi "pahlawan wanita" ku?
Benkyou toka oshieteagetaishi, Aku ingin belajar bersamamu,
Issho ni eiga toka kan ni ikitaiyo. Aku ingin pergi menonton film bersama,
Houkago tomodachi to warau kimi ni Ketika kau bersama teman-teman sepulang sekolah
"Bai bai" tte hitorigoto. Aku berkata, "bye bye" pada diriku sendiri
Kimi no sutourii ni noritaishi, Aku ingin ada di story-mu,
"Ore no kanojo" jiman mo shitemitaikedo, Aku ingin mengatakan, "Dia pacarku"
Kokuhaku nanka deki sou ni nakute, Tapi, aku tidak berpikir bisa melakukannya
Akirerunaa. Aku sangat membenci ini
Furimuite hoshikute,                                                   Aku ingin kau berbalik dan melihatku,
Ishiki shite hoshikute, Aku ingin kau memikirkanku,
Wakkusu o tsukete Aku menaruh lilin di rambutku,
Betobeto ni nacchatte. membuat semua terasa lengket
Kimi ga hoshikute, Aku sangat menginginkanmu
Kimi no mono ni naritakute, Dan aku ingin menjadi milikmu
"Ashita koso wa" tte "Besok adalah waktunya"
Futon no naka de shimyureeshon Dalam anganku di tempat tidurku
Kimi o kangaenagara Sambil memikirkanmu
Mata ashita. Sampai jumpa besok.
Anata ni anata no soudan o shita nda.                      Aku meminta saran darimu, bagaimana mencintaimu
Kimi ga otoko no soudan o shitekita nda. Kau meminta saran dariku, tentang seorang pria lain
"Yametoke" nante iwanaideyo. Jangan suruh aku menyerah
Ta no otoko ni nante ikunayo. Jangan pergi dengan pria lain
Zutto zutto miteiteyo. Kumohon, selalu perhatikan diriku
Furimuite hoshikute,                                                Aku ingin kamu berbalik dan melihatku
Ishiki shite hoshikute, Aku ingin kamu memikirkanku
Zutto tonari ni itekuremasen ka. Maukah kau di sampingku selamanya?
Anata ga sukinano. Aku sangat mencintaimu
Kun o ai oshiku omōyo. Aku benar-benar menyukaimu
"Ashita koso wa" tte "Besok adalah waktunya"
Kyou mo shimyureeshon Hari ini aku pun berangan-angan
Kimi to no koi wa Cintaku padamu,
Amai musuku no kaori ga shita nda. Aromanya seperti musk yang manis

Saya sedang kesengsem, suka sama lagu ini. Alasannya? Apakah kita butuh alasan untuk mencintai seseorang menyukai sesuatu? 😀

Tapi kalau dipaksa harus mengutarakan satu alasan.. Maka saya akan mengatakan; “karena lagu ini mengingatkan saya akan kisah Bumi dan Langit” 😛

Bagaimana? Sudah cukup kuat kan, alasannya… 🙂

Kalau saja, lagu ini diciptakan 23 tahun lebih awal, mungkin lagu ini akan menjadi Lagu Kebangsaan kami.. bahkan nyanyinya duet pasti.. 😆

Tapi, yah, tidak boleh berandai-andai… Mari kita jalani saja hidup ini… Sambil berdo’a pada ilahi… Agar mendapatkan yang terbaik di akhir nanti… agar tidak merugi…

Untuk lagu ini, ya, cukup untuk dinikmati di saat hari dan hati sedang sepi… senyum-senyum mengenang memori… sambil minum kopi… 😆

Sebelumnya, saya telah menuliskan bahwa ada orang/organisasi yang cenderung mencari tahu akar dari permasalahan yang mereka hadapi terlebih dahulu sebelum mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Hal ini tidaklah salah, karena di banyak hal lain hal ini pun banyak diterapkan. Sebagai contoh, di dunia medis.. Para dokter harus mencari tahu terlebih dahulu penyakit utama yang diderita oleh pasiennya, kemudian menentukan jenis perawatan yang diharapkan dapat menyembuhkan sang pasien. Dengan menggunakan metode ini, maka solusi yang didapat insya Allah akan sangat berguna karena sifatnya yang fundamental tersebut.

Akan tetapi, pada beberapa situasi, teknik pemecahan masalah tersebut akan terasa sangat lambat, dan tidak dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi (karena terlambat). Sebagai contoh, seperti apa yang baru saja saya dan rekan-rekan di SMKN 1 Panji alami pada tanggal 7 Oktober yang baru lalu. Ada Kunjungan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur ke Situbondo untuk menghadiri 2 acara. Satu acara di pagi hari bertempat di SMAN 1 Panji dan acara kedua agak siang sedikit di SMKN 1 Panji. Berdekatan, dan panitianya pun dari 1 organisasi yang sama. Kebetulan di acara ini, saya diminta untuk menyiapkan embrio podcast kami yang nantinya akan diresmikan oleh Bapak Kadis. Persiapan sudah dibuat, skenario telah disusun, plan A dan plan B juga sudah disediakan.

Akan tetapi, semua berubah ketika Negara Api menyerang tiba-tiba ada telepon yang menyatakan bahwa Pak Kadis tidak dapat berlama-lama di Situbondo karena harus segera bertolak ke Surabaya, untuk menghadiri rapat di sana bersama Gubernur Jawa Timur. Panik, tentu saja… Karena ini berarti banyak yang telah kami persiapkan tidak dapat dilaksanakan. Plan A dan B tidak berjalan sehingga akhirnya diputuskan untuk menjalankan Plan Z. Semua acara dimampatkan. Podcast yang sudah saya siapkan bersama Tim 8 (siswa kelas XII MM yang membantu saya dalam menyiapkan podcast dan stand pameran Multimedia Broadcast di Festival Karya Siswa) terancam dibatalkan karena tempatnya jauh dari acara resmi.

Fokus pada solusi“, begitu Ibu Kepala Sekolah kami berulang kali mengingatkan pada rapat koordinasi di pagi hari setelah datangnya kabar yang mengejutkan itu. Ini dimaksudkan agar kami tidak terjebak dalam keputusasaan dan kepanikan. Saya pikir, apa yang dikatakan Kepala Sekolah itu benar adanya. Karena root dari permasalahan ini sudah begitu jelas. Pak Kadis dipanggil oleh Ibu Gubernur. Titik. Itu saja alasannya. Namun, apakah bisa memperbaiki akar permasalahan ini? Siapa yang berani menegur Ibu Gubernur? Ijin supaya Pak Kadis tidak perlu hadir di rapat dadakan di Kantor Gubernur itu? Tidak ada, saya rasa. Karena itu, kami pun berusaha lebih fokus pada solusi untuk mengatasi potensi masalah yang akan muncul. Termasuk saya.

Akhirnya, diputuskan bahwa podcast kami akan dilaksanakan di depan pintu masuk Aula lokasi acara. Saya dan Tim 8 pun nge-set alat-alat kami di sana. Lighting, kamera, pengkabelan.. Selagi Tim 8 menyiapkan alat-alat, saya pun menjenguk kesiapan stand pameran MMBs di lapangan upacara (tempat festival). Membantu menata barang-barang yang akan dipamerkan, menyiapkan dekorasi yang belum terpasang, meletakkan alat-alat yang dipajang, dll. Setelah stand MMBs siap, saya pun balik ke lokasi podcast. Sudah siap, tinggal menunggu Pak Kadis datang.

Saat Pak Kadis datang, acara dimulai, tiba-tiba kami diberi tahu bahwa mungkin Pak Kadis tidak akan sempat untuk podcast bersama kami. Karena sudah mepet dan lokasinya agak jauh dari tempat festival. “Bagaimana kalau di lobi saja? Jadi menunggu Pak Kadis sebelum naik ke mobil untuk perjalanan balik ke Surabaya…” katanya. Nah, pada poin ini, kalau masih harus mencari akar permasalahannya, maka tidak akan nutut yang namanya waktu. Jadi, fokus pada solusi… Kami (saya dan Tim 8) langsung gerak cepat membongkar alat-alat dan menggotongnya ke lobi sekolah. Langsung di-set di lokasi itu. Tidak lama, Pak Kadis datang (jadi, kemarin itu semua memang kelihatan terburu-buru) dan langsung dicegat untuk podcast selama kurang lebih 3 menit. Setelah podcast, foto-foto bersama, kemudian beliau langsung naik mobil dan berangkat ke Surabaya bersama rombongan.

Nah, di sini lah efek dari biasa fokus pada solusi jadi terasa banget. Kalau tidak terbiasa, ya, pasti lah acara batal dan semua yang sudah disiapkan sejak beberapa hari sebelumnya akan sia-sia. Namun, karena sudah terbiasa, ya Alhamdulillah semua tetap bisa berjalan walaupun ‘sedikit’ melenceng di masalah timing. Efek lain dari fokus pada solusi ini adalah menghindari konflik/gontok gontokan antar-personil karena semua sibuk mencari solusi yang tepat sesegera mungkin.

Berfoto bersama Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur

Nah, itu lah.. Jadi, intinya, dari 2 tulisan ini dan kemarin, saya cuma mau bilang kalau Pak Kadis Pendidikan Propinsi Jawa Timur itu datang ke sekolah saya, SMKN 1 Panji Situbondo 😀

initiating …

attempting to restart …

Bismillahirrahmanirrohiim …

Hiatus dari 2017 ke 2021 itu adalah waktu yang tidak sebentar. Buktinya di foto itu.. Anak saya sudah 3 😀 (tapi saya tidak akan menunjukkan yang mana 😛 ). Mereka berfoto bersama sepupu-sepupunya. Keponakan juga sudah 3.

Tidak terasa juga, sudah 16 tahun saya bekerja sebagai seorang guru. Sudah banyak alumni yang tersebar di mana-mana. Ada yang punya perusahaan sendiri dengan pemasukan jauuuuh lebih banyak daripada gaji gurunya… Ada yang jadi Youtuber dengan pemasukan yang juga jauuuh lebih banyak daripada gaji gurunya… Ada yang bekerja di luar negeri, mencoba memenuhi challenge yang dulu pernah saya lontarkan pada mereka (murid itu harus lebih baik dari gurunya, jadi kalau gurunya pernah ke 5 negara, muridnya ya harus lebih dari itu). Dan, ada juga yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak jauh berbeda atau bahkan jauuh lebih sedikit daripada gaji gurunya.

Saya mendapat challenge dari rekan-rekan guru. Satu hari harus ada satu tulisan. Tema bebas (Alhamdulillah.. karena saya kurang ahli kalau disuruh menulis dengan tema yang serius 😀 ). Durasi, sementara 1 tahun katanya. Nah, daripada membuat blog dari awal lagi, saya pakai yang ini saja lah.. Di-restart kembali. Mohon doanya semoga saya sukses menjalani tantangan ini. m/(_ _)\m

SEMANGAT!!!

nb: kira-kira, dari sekian banyak teman blog, berapa orang yang masih aktif ya?

Ayo… nge-blog yuk… Anggap saja sebagai ajang latihan menulis… Kalau sudah bisa menulis dengan baik, jadi master writer, kan lumayan tuh… dapat duit banyak dari nulis 😀

Semangat ya, nak-kanak…

Go Blog 2015 !!!

Eine Reise am Wochenende…

Posted: 5 Desember 2008 in hobby, iseng, jalan-jalan, jerman

Judul di atas itu, kalau diterjemahkan secara bebas, artinya adalah Perjalanan Di Akhir Pekan.

Di Jerman sini, serba mahal. Yang namanya tiket S-Bahn (kereta trem) itu bisa sampai 2,10 Euro sekali jalan. Kalau di-rupiah-kan, jadi lebih dari 30 ribu tuh… (dengan kurs 1 Euro = 15.000). Bandingkan dengan busway yang sekali naik cukup bayar 3.500 (?). Jauh banget kan, bedanya? Itu pun, kalau ganti kereta ya harus membayar lagi… Pokoknya, mahal deh… 😦

Karena itu, orang-orang Jerman sendiri jarang banget jalan-jalan. Tapi, sekalinya jalan-jalan, langsung ke luar negeri :mrgreen:

Kami, para penerima beasiswa, juga terkena imbasnya. Kami jadi susah kalau mau jalan-jalan ke kota lain (selain ekskursi yang diprogramkan oleh InWEnt). Bisanya hanya di akhir pekan, karena setiap akhir pekan ada penawaran istimewa dari Perusahaan Kereta. Schönes Wochenende Ticket.

Dengan satu tiket seharga 35 Euro, 1-5 orang dapat bepergian kemana saja di seluruh Jerman pada akhir pekan. Dengan catatan, hanya dapat menumpang kereta tipe RB, RE, S-Bahn, dan Bus saja. Itupun di kelas 2. Tidak boleh di kelas 1. Apalagi ICE (kereta peluru), IC (kelasnya sedikit lebih rendah daripada ICE), dan EC… sangat dilarang keras… verboten!

Das ist OK… Bagi kami yang dananya terbatas. Lagipula, dengan perjuangan keras, sebuah perjalanan akan terasa lebih berarti kan? 😀

Nah, begitulah… Hari Sabtu kemarin, 29 Nopember 2008, saya bersama 6 orang kawan lain (total 7 orang) melakukan perjalanan nekat menuju München dengan memanfaatkan Schönes Wochenende Ticket. Saya katakan nekat, karena awalnya kami hanya berencana untuk kembali ke Heidelberg. Tapi kemudian, tiba-tiba muncullah ide itu. Yang disetujui oleh semua. Walaupun ada juga yang sedikit menggerutu dan mengeluh… 😛

starting the journey

starting the journey

Jam 10 pagi kami berangkat dari Mannheim Hauptbahnhof. Tapi tidak langsung ke München. Tidak ada kereta RE atau RB yang langsung jalan ke München dari Mannheim. Kami harus pergi ke Bad Friedrichhalls dulu, kemudian ganti kereta ke Wurzburg. Di Wurzburg, ganti kereta lagi ke Nürnberg. Dari Nürnberg, barulah kami bisa menuju München. Maklum, kereta ekonomi 😀

Karena harus beberapa kali ganti kereta itu, kami baru sampai di München saat matahari sudah menghilang di balik cakrawala dan lampu kota mulai dinyalakan. Jam 16.58 (musim dingin, siang hari lebih pendek dari malam hari 😀 )…

Yang pertama kali dilakukan, sudah pasti… Mencari tempat makan dan toilet 😆 Setelah itu, merencanakan perjalanan pulang di mesin penjual tiket terdekat. Lalu, barulah dapat menikmati suasana München di malam hari.

Orang-orang Jerman bagian selatan ternyata lebih ramah daripada yang tinggal di bagian utara. Beberapa orang yang kami temui dan tanyai (tentang arah), menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan ramah dan memberikan petunjuk yang jelas. Bahkan, saat kami kesasar, seorang Ibu tua membantu kami tanpa dimintai bantuan. Waktu itu, kami kesasar ke Pasing Marienplatz (namanya mirip dengan Marienplatz, pusat kota München). Ibu itu menyapa kami yang sedang kebingungan dengan Bahasa Inggris yang fasih… “Excuse me, can I help you?” begitu katanya. Alhamdulillah… Orang baik itu ada di mana-mana… 🙂

di depan Rathaus

di depan Rathaus

Tapi di München itu, kami hanya dapat berkunjung ke Marienplatz yang penuh orang karena sedang ada Jahrmarkt (pasar tahunan menyambut Natal). Waktu yang sedikit itu langsung kami manfaatkan untuk foto-foto di sekitar Rathaus.

Rame banget euy...

Rame banget euy...

Belum puas foto-foto, kami harus kembali ke Hauptbahnhof, karena kereta yang akan membawa kami ke Memmingen akan segera berangkat. Kami harus lari-lari di stasiun seperti di pilem-pilem roman jaman dahulu kala… 

Saya dan Pak Ari

Saya dan Pak Ari

Dari Memmingen, kami ganti kereta ke Stuttgart. Sepanjang perjalanan, salju tebal menghiasi pemandangan di luar kereta. Di daerah selatan, saljunya lebih banyak daripada daerah tengah tempat saya berada sekarang (di Mannheim, salju hanya datang selama 2 hari T__T ).

Di Stuttgart, kami beli makan lagi (hawa dingin membuat perut cepat terasa lapar 😀 ). Kemudian lari lagi mengejar kereta yang menuju Karlsruhe… Begitu sampai di dalam, langsung naik ke lantai 2, dan menemukan tempat kosong yang pas. Kami langsung duduk di situ. Eh, kok ndilalah ternyata di dekat kami itu juga duduk rombongan suporter sepakbola dari Karlsruhe yang sedang mabuk  (perjalanan jadi tidak nyaman karena para suporter itu terus teriak-teriak dan nyanyi-nyanyi dak karuan). Untung saja, mereka turun di stasiun berikutnya. Alhamdulillah…

Kami turun di Karlsruhe-Durlach. Di sini, kami harus menunggu kereta yang menuju ke Heidelberg selama 2 jam lebih… Dingiiiin banget (termometer menunjukkan -2 derajat Celcius), sementara kami hanya memakai jaket dan sepatu yang seadanya saja. Jadi deh… Ngelakuin hal-hal aneh di stasiun yang, untungnya, sepi itu. Mulai dari yang Poco-poco, sampai merencanakan perjalanan ke Roma, Italia. Pokoknya, asal gerak! 😀

Kedinginan tapi tetep narsis

Kedinginan tapi tetep narsis

Di stasiun itu, kami juga memperbarui tiket kami karena Schönes Wochenende Ticket hanya berlaku sampai jam 03.00 dini hari. Sementara, kereta yang ke Heidelberg baru datang jam 03.37… Jadilah kami membeli 2 set tiket baru. Setelah mendapatkan tiket baru itu, sempat terlintas ide untuk tidak langsung pulang ke Mannheim pagi itu, tapi jalan-jalan dulu ke Mainz. Tapi, rencana itu dibatalkan setelah melihat termometer dan membayangkan kehangatan kamar 

Jam 03.37, kereta yang menuju Heidelberg datang. Kami langsung melompat masuk kereta yang kosong itu. Rencana tidur di kereta tidak dapat dilakukan karena takut kebablasan…

Turun di Heidelberg, kami pindah ke Bus yang membawa kami langsung menuju Mannheim Hauptbahnhof. Di situ temperatur sudah lumayan lebih baik (pas 0 derajat 😀 ). Dari Hauptbahnhof kami naik S-Bahn nomor 3 dan turun di halte dekat asrama InWEnt.

Herr Schaala (resepsionis) terlihat sedikit kaget saat melihat kami yang pulang dengan muka kusut dan lelah namun puas itu. Ugh… hangat banget… Alhamdulillah…

Kami memutuskan tidak langsung tidur, tapi masak mi rebus dulu (untuk sarapan dan menghangatkan badan) kemudian makan bersama.

Setelah Subuh (06.10), saya memasang tanda do not disturb di pintu kamar, dan langsung berangkat lagi ke Malang, menjemput Lies untuk pergi bareng ke Situbondo 😀

*resurrection no jutsu*

*bangkit dari alam kematian*

Alhamdulillah…

Akhirnya…

Saya hanya ingin mengucapkan dua kata saja.

SAYA LULUUUUSSS!!! 😆

Terima kasih semuanya… m(_ _)m
Buat yang sedang berjuang… SEMANGAT!!! Kapan nyusul? 😈

*harakiri no jutsu* 😀

*kembali ke alam kematian*

And he dies…

Itu adalah kalimat penutup dari salah satu tulisan Shakespeare, yang ada King Lear -nya itu lho (kalau dak salah).

Dan, itu pula yang terjadi dengan blog ini.

Die..

Namun, saya tidak akan menghapus blog ini. Biarlah blog ini menjadi memento salah satu perioda dalam hidup yang harus saya lalui.

Jadi,

selamat tinggal semuanya…

Sayonara…

Au revoir…

Auf wiedersehen…

Good bye…

And the curtain is closed.

alasan…

Posted: 13 Juni 2008 in iseng

Liebe… Warum muss ich du einen Grund geben? Liebe noetig nicht einen Grund! Deshalb habe ich nicht geantwortet deine Frage: Warum rufst du mich jeden Abend an? Hast du nicht genug von et?

Ich rufe dich jeden Abend an weil ich deine Stimme hoeren moechte. Ist das falsch? Wenn ja, entschuldigung!  [1]

Then, why do you want to hear my voice?

That’s probably your next question. And, once again, I can’t give you any good answer. The only thing I can think of as a reason is just because I like you. That’s all… [2]

Lah, beremma caretana pas bisa senneng ka sengko’?

Paleng padhena nika pertanyaanna empiyan saterossa.. Padha bai, kule ta’ bisa ajeweb se teppa’. Se terrang, empiyan genika nyennengngi, raddin, penter, ben nyambung manabi eajak acator. Manabi kula nelpon, rassana genika ce’ manteppa. Bunga ce’ sarana. Pera’ nelpon. Napa pole manabi katemo… Fuh, ta’ usah etanyaagi baremma rassana. Ta’ bisa ekacator… [3]

Nyennengne yo opo?

Paling iku sing bakal mbok tako’ne. Bener, to? Jawaban kanggo pertanyaan kuwi yo sih durung mantep. Sing jelasa, kabeh soko awakmu kuwi nggarai wong senneng. Suaramu, logatmu, pokoke kabeh lah… [4]

Kok bisa?

Ich weiss noch nicht. That’s the characteristic of feeling. Ta’ bisa epajellas ngangguy akal. Isone kuwi mung dirasakke. Bener kan? Jadi, sudahlah… Tak perlu kau tanyakan alasan apa yang mendasari semua yang telah kita lakukan sampai saat ini. Terima saja kalau itu karena ich liebe dich und du liebst mich auch :mrgreen:

OK? Well then, have a nice day und toi toi toi. [5]

Ganbaro!!! 😆

ps:

  1. Bagian pertama menggunakan Deutsch hasil belajar selama 6 minggu. Jadi, kalau ada kesalahan, mohon dimaafkan. m(_ _)m
  2. Bagian kedua menggunakan Bahasa Inggris. Sama, kalau ada kesalahan kata (penulisan atau gramatika), mohon maaf yang sebesar-besarnya. m(_ _)m
  3. Bagian ketiga menggunakan Bahasa Madura. Campur (enggi-enten dan enja’-iya), sepertinya. Sebenarnya ingin menggunakan enggi-enten, namun saya tidak terbiasa menggunakannya, sehingga banyak yang lupa. Juga, mungkin ada beberapa kata yang penulisannya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini disengaja, agar lebih mudah. Nyo’on sapora se raje… m(_ _)m
  4. Bagian keempat, Bahasa Jawa ngoko, yang biasa saya pergunakan saat berkomunikasi dengan nawak-nawak di sini. Kalau ada salah, mohon maaf.. m(_ _)m
  5. Bagian kelima, campuran… :mrgreen:

hmm…

Posted: 21 Mei 2008 in iseng

Sedang mikir… Enaknya gimana ya??? Ada yang punya saran???

Dipukul sampai klepek-klepek tidak sadarkan diri, habis itu dipotong kecil-kecil lalu dibakar di atas api unggun…

Diiris dulu lehernya sampai mati, kemudian ditusuk lalu ditaruh di atas api. Diasapi gitu lah…

Atau cukup digoreng pakai minyak panas sampai kering ya?

🙄

:mrgreen:

sibuk…

Posted: 14 Mei 2008 in iseng

Maaf, belum bisa memenuhi janji untuk menunjukkan foto-foto hasil pulang kemaren… m(_ _)m

*kembali berkutat dengan berbagai macam e-books dan berbagai tugas yang *terhutang*