Melodies of Life…

Posted: 5 November 2007 in Uncategorized

OST. Final Fantasy IX 

dinyanyikan oleh Shiratori Emiko

Alone for a while I’ve been searching through the dark,
For traces of the love you left inside my lonely heart
To weave by picking up the pieces that remain,
Melodies of life- love’s lost refrain.

Our paths they did cross, though I cannot say just why.
We met, we laughed, we held on fast, and then we said goodbye.
And who’ll hear the echoes of stories never told?
Let them ring out loud till they unfold.

In my dearest memories,I see you reaching out to me.
Though you’re gone,I still believe that you can call out my name.

A voice from the past, joining yours and mine.
Adding up the layers of harmony.
And so it goes, on and on.
Melodies of life,
To the sky beyond the flying birds- forever and beyond.

So far and away, see the bird as it flies by.
Gliding through the shadows of the clouds up in the sky.
I’ve laid my memories and dreams upon those wings.
Leave them now and see what tomorrow brings.

In your dearest memories, do you remember loving me?
Was it fate that brought us close and now leaves me behind?

A voice from the past, joining yours and mine.
Adding up the layers of harmony.
And so it goes, on and on.
Melodies of life,
To the sky beyond the flying birds- forever and on.

If I should leave this lonely world behind,
Your voice will still remember our melody.
Now I know we’ll carry on.
Melodies of life,
Come circle round and grow deep in our hearts, as long as we remember.

Kemarin mendengarkan lagu ini lagi setelah beberapa lama melupakannya… Kemudian, membongkar folder-folder lama yang sudah jarang dibuka untuk mencari liriknya. Ternyata masih ada! Dan, itulah liriknya… 🙄

Terus kenapa?

Nggak kenapa-kenapa sih… Hanya saja, entah kenapa, saya merasa bahwa lagu itu begitu menyentuh dan cocok dengan kondisi saya sekarang ini.

Lagu itu mengingatkan bahwa saat ini saya sedang terobsesi dengan seseorang yang dipanggil Langit. Yup, it’s an obsession *ngaku ON*. Bedanya, kalau di lagu itu diceritakan bahwa sang tokoh masih aja meneruskan obsesinya, saya malah cenderung mulai bosan berada di cakrawala. Oke, cakrawala itu memang indah, tapi bukan tempat yang ideal untuk dijadikan tempat tinggal. Apalagi ada embel-embel ‘selamanya’… Apalagi sejak ada Awan… Sama sekali nggak nyaman tuh. Kalau tidak percaya, saya bersedia kok kalau ada yang mau menggantikan… :mrgreen:

Jadi, haruskah obsesi saya pada Langit itu saya akhiri? Artinya, membebaskan diri dari Langit. Contoh konkrit; tidak lagi kirim laporan bulanan soal kondisi saya, tidak lagi sms tiap dua minggu sekali (minimal), tidak lagi menjadi a shoulder to cry on, menolak *dengan halus, tentu saja* ajakannya untuk jalan-jalan, menolak *dengan nada bersahabat* untuk mendengarkan cerita-cerita soal hubungannya dengan Awan, tidak lagi ngirim ucapan selamat ulang tahun pas jam 00 pada hari H, tidak lagi…

Artinya, saya juga harus memulai petualangan mencari Lautan, serius ngerjain tesis biar cepat lulus terus berangkat ke Jepang *atau Jerman ya?* , lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak (nanti, kalau sudah pulang ke Situbondo), de-es-be…

Sudah beberapa hari, hal ini terus mengganggu… Mengusik konsentrasi… Apalagi kemarin dia menelpon. Buang sampah, katanya 👿 . Membuat saya jadi ragu lagi untuk mengambil keputusan yang sudah 60 persen. Tentu saja saya jadi ragu. Kalau dia sudah dalam kondisi begitu, saya jadi kasihan dan merasa dak tega meninggalkan dia begitu saja.

Padahal saya sudah tanya. “Kenapa nggak buang sampah di tempatnya si Awan aja sih? Kalian kan udah resmi pacaran..?”

Dengan santai dia menjawab, “…kalau dengan dia nggak seru. Aku nggak bisa bebas teriak-teriak…”

“Lalu, kenapa kamu pacaran dengan dia? Kenapa kamu nggak mau turun ke Bumi 😀 ?”

“Entah, aku juga nggak tahu alasannya… Suka aja… Anyway…bla…bla…bla…

Ada segunung sampah yang dia buang. Sampai kuping panas, literally…

*scroll ke atas* 🙄 Kok, jadinya malah mode curhat di-ON-kan ya? Dan, sepertinya, membuka aib sendiri nih 😆

Ah, jalan terus saja lah… Toh, belum sampai level parah (membuka aib-nya) 😀

Kadang, perempuan Langit memang susah dimengerti… 😦

Komentar
  1. gies berkata:

    jadi sedih:( karena saya tahu..mengakhiri obsesi sangatlah tidak mudah…menyakitkan..menyakitkan utk langit dan bumi…:(( semangat yaa…ganbatte…auf weider sehen…

  2. suandana berkata:

    # gies
    jangan sedih.. nanti saya juga ikut sedih… 🙂
    terima kasih atas dukungannya…

  3. qzink666 berkata:

    Aaarrggh.. Kenapa anda menulis ini?
    Tulisanmu mengingatkan saya akan luka 3 tahun lalu… 😥

  4. suandana berkata:

    # qzink666

    Kenapa anda menulis ini?

    Karena saya mengalaminya sekarang 😦

    mengingatkan saya akan luka 3 tahun lalu… 😥

    3 tahun? belum sembuh? SEMANGAT!

  5. caplang™ berkata:

    walopun ga bakal mudah
    tapi saya yakin pasti bisa berlalu 🙂

  6. suandana berkata:

    # caplang™
    terima kasih atas dukungannya… SEMANGAT!

  7. takochan berkata:

    Cari langit baru mas! *ngawur* :mrgreen:
    *test link*

  8. takochan berkata:

    Ah ternyata bisa, hehe *maap nyampah :mrgreen:

  9. eMina berkata:

    Eh, tau ga sih?
    Perasaan perempuan itu sangat sensitif. Bukan berarti identik dengan nangis –nangis, dan nangis. Maksudnya, perempuan itu mudah luluh hatinya dengan perhatian –apalagi dari lawan jenisnya. Saat seorang laki –laki memberikan perhatian “lebih”, maka cenderung perempuan akan luluh dan bergantung padanya.

    Bukan.saya bukan mengatakan klo perempuan itu lemah. Saya hanya bilang, klo hati perempuan rentan terhadap perhatian ‘lebih’. Pasti jadi gampang berbunga –bunga.

    Meskipun tentu saja, tidak semua perempuan berkarakter seperti itu. Hanya pada umumnya saja.

    Nah, coba tanyakan pada hati bapak sendiri, barangkali bapak selalu memberikan perhatian yang ‘lebih’ pdanya, sehingga dia pun menjadi tergantung padamu. Bahkan –katanya –seperti melebihi pada pacar sendiri. Saya yakin, bapak lebih paham akan hal itu. Iya kan?

    Nah, klo begitu, si langit itu sebetulnya tidak bisa sepenuhnya disalahkan, dengan mengatakan bahwa “kapan ia akan turun ke bumi?” –saya mengartikan di sini kapan dia kan mengakhiri ketergantungannya pada bapak. Klo memang bapak ingin agar semuanya berjalan normal dan wajar saja, agar si langit bisa berpijak pada kakinya sendiri, mengakhiri ‘kemelut’ cakrawala yang penuh ketergantungan ini, kenapa tak coba mengoreksi diri sendiri?

    Mari introspeksi diri. Apakah kita justru yang telah membuat celah? Jangan –jangan kita yang telah membuat celah sehingga kondisi menjadi seperti itu?

    Jangan plin plan. Tentukan sikap yang tegas. Semoga dengan itu kondisi pun menjadi lebih baik.

    Tentukan sikap!
    Klo mau menikah, ya carilah perempuan untuk dinikahi, bukan hanya untuk diberi angan –angan tak pasti. Kalau ingin bertahan dulu, ya bertahanlah. Dengan sikap yang gentle dan penuh tanggung jawab.

    ……
    Wah kepanjangan ya :mrgreen:

  10. itikkecil berkata:

    Ada saatnya kita harus tegas juga Dit,
    jangan mau jadi tempat sampah.
    Kalo perlu, beliin tempat sampah baru 😀

  11. suandana berkata:

    # takochan
    kalau cari Langit baru, bakal sama saja ceritanya nanti… karena itu, saya cari Lautan aja deh 😎

    # eMina yang sudah bisa login
    *tersadar*
    Iya ya, bisa jadi sumber masalahnya justru ada di saya…
    Tapi, saya bukannya merasa Langit itu menjadi beban dengan segala kegiatan buang sampahnya itu. Hanya saja, saya merasa kalau saya itu jadi terlalu terobsesi dengan Langit dan memutuskan untuk menghentikan obsesi itu… Itu saja… 🙂

  12. suandana berkata:

    # Mbak Ira
    Tapi, untuk say no saat dia sedang suntuk/stress mode ON itu adalah sesuatu yang amat sangat sulit untuk dilakukan, Mbak… Saya baru sekali sukses melakukannya, menjelang sidang TA dulu… 😦
    Padahal dia sudah punya tempat sampah ‘resmi’ tuh… T_T

  13. eMina berkata:

    Syukurlah kalo begitu ^_^
    Nah, gitu dong. Sekarang memang bukan saatnya mencari langit langit yang laen.
    Itu sudah bukan masanya lagi.
    Tentukan tujuan hidup dengan mencari lautan (istri? :mrgreen: )
    Sip! Semangat terus ya pak !!!

    Wah, semangat klo ngomongin masalah calon istri ya :mrgreen:
    Iya, saya doain deh, mudah2an dimudahkan ya dalam proses pencariannya.
    Tapi jangan ngeduluin saya!!! 😈

  14. suandana berkata:

    # eMina
    Aamiiiinn… *dengan penuh semangat*

  15. suandana berkata:

    # eMina (sedikit telat, kepotong makan siang dulu)

    Tapi jangan ngeduluin saya!!! 😈

    tapi, kalau takdirnya nentuin saya duluan gimana? 😀

  16. eMina berkata:

    # Suandana -san
    tu kan, amin nya kenceng banget klo masalah nikah :mrgreen:
    *kabur*
    he?
    *balik lagi*
    pokoknya musti saya duluan !!! Engga rela di duluin. Ngalah dong 😈
    lihat saja 😈
    *pantengin blog suandana khawatir keduluan*

  17. suandana berkata:

    # eMina

    lihat saja 😈

    Eh? Berarti sudah hampir waktunya ya… Wah, selamat… selamat… selamat… semoga di-barakah-i Allah ya…
    *nyebar gosip* :mrgreen*

    Kalau begitu, saya ngalah deh… Karena dak bisa bertemu dengan ‘dia yang sudah ditentukan’ dalam waktu dekat ini, sepertinya… 😦

  18. eMina berkata:

    @suandana -san
    ga apa kok saya digosipin.. XD
    silakan..saya berharap itu jadi doa :mrgreen:

    heuheu..

    yah, jgn berkata gitu dong pak. optimis dong
    dan usaha !!!
    klo bicaranya gitu, nanti beneran lho. Alloh kan sesuai prasangka hamba -Nya

    atau mau saya cariin? :mrgreen:
    *comblang mode on:

  19. afiy berkata:

    ooh…
    yang satu ini lagi minta dicariin…

    *sok tau* +_+!

  20. suandana berkata:

    # eMina

    optimis dong dan usaha !!!

    terhalang tesis nih… 😦

    atau mau saya cariin? :mrgreen:

    wah, terima kasih… terima kasih… tapi, biayanya mahal ndak ❓

    # afiy
    bukan, bukan minta dicariin… tapi, itu.. eh.. anu… *jadi bingung jawabnya*

  21. eMina berkata:

    @ afiy
    He?

    @suandana –san
    Saya engga matre -_-
    Tapi klo sekedar makan –makan, hayo :mrgreen:

    Tapi gak jadi ajalah.
    Saya engga berani menjadi comblang, soalnya belum menikah. Jadi, bapak minta bantuan sebaiknya sama orang yang sudah menikah. Biar lebih aman. Itu kata temen –temen saya 😀

  22. suandana berkata:

    # eMina
    Hohoho… kok malah dak jadi? Memangnya, kalau minta tolong pada orang yang belum menikah, ada resikonya ya? Apa sih, resikonya? Soalnya, ada teman saya yang belum menikah (perempuan) malah aktif sekali dalam usaha ‘membangun rumah di surga’ (istilahnya dia tuh) 😀

  23. eMina berkata:

    Bukannya ga mau nolong atau membangun rumah di surga pak.
    Tapi menjadi comblang, apabila kita belum nikah, itu agak merisaukan dan resikonya lebih besar. Serius lho.
    Karena….ini juga pengalaman teman saya yang pernah mencomblangi temannya, eh malah si teman laki –lakinya itu yang kecantol sama dia..
    Ya pokoknya banyak deh alasannya 😀
    Tapi klo keukeuh mo dicariin, yah, cariin lewat temen cowok bapak ajalah 😀

  24. suandana berkata:

    # eMina
    Hohoho… begitu ya… Mirip cerita dalam lagunya Potret ya… Dak jadi deh, minta dicariin-nya… 😀

  25. eMina berkata:

    grrrrrrrrrrrrr 😈

  26. suandana berkata:

    # eMina
    😆 😆 😆

  27. eMina berkata:

    ……………

  28. CeWeKgOkIl berkata:

    Nyebeliiiin!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    LiRiK Lagu Eyes On Mena Ga Ada!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1

    Tapi, lagunya Bagus koq!! Aq cuma aga kecewa!!!!!

    Ga Agak lagi!!! tapi kecewa berat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  29. mitro655 berkata:

    jadi inget ma srikandi q..,huhuhuuh

    pdahal otak udah dicuci pake rinso

    ap perlu di bentur2in kepala biar hilang ingatan sekaligus

Tinggalkan Balasan ke suandana Batalkan balasan